Alasan Kenapa Bisa Terjadi Krisis Properti di China

Alasan Kenapa Bisa Terjadi Krisis Properti di China

Alasan Kenapa Bisa Terjadi Krisis Properti di China – Pada dasarnya krisis properti yang ada di negara china ini terjadi akibaat para pembeli rumah yang berhenti melakukan pembayaran hipotek. Dimana hunian yang dimaksud tersebut belum selesai dibangun tetapi mereka sudah mulai frustaasi dan juga enggan membayarkannya. Dimana arti hipotek sendiri menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI) merupakan kredit yang dibayarkan berdasarkan jaminan benda yang tidak bergerak.

Apabila boikot hipotek telah terjadi maka hal ini bisa menyebabkan para developer menjadi kewalahan dalam mengelola hutang. Dimana krisis properti yang ada di china ini sangat dikhawatirkan karena bisa berdampak ke seluruh lini ekonomi global nantinya. Berikut merupakan alasan mengapa bisa muncul krisis properti negara china dan dampak atau risikonya bagi dunia.

Jumlah Sektor Properti di China

Sebelum melangkah lebih jauh lagi kamu harus mengetahui terlebih dahulu jumlah sektor properti yang ada di china. Dimana properti dan juga industri yang ada di china ini setidaknya telah menyumbang sebanyak seperempat dari PDB alias produk domestik bruto. Di sisi lain, ternyata sektor properti yang adad di negara china tersebut telah berkembang snagat pesat sehabis masa reformasi pasar yang terjad di tahun 1998 silam.

Dimana permintaan properti tersebut melonjak di kalangan kelas menengah yang saat itu sedang tumbuh. Mereka menganggap bahwa properti merupakan salah satu aset keluarga yang paling penting dan juga mampu menjadi simbol status bagi seseorang. Berangkat dari hal tersebut akhirnya akses melakukan peminjaman semakin dipermudah oleh perbankan yang ada di negara china.

Bank ynag ada di negara china tersebut bersdia meminjamkan jaminan uang sebanyak mngkin kepada mereka. Baik itu si pengembang maupun pembeli rumahnya sendiri etntunya. Salah satu laporan yang berasal dari ANZ Research yang dilakukan pada bulan juli tahun 2022 kemarin menegaskan bahwa hipotek hunnian tersebut ternyata telah mencapai sebanyak 20 persen dari total selutuh pnjaman yang ada di sistem perbankan negara china.

Tidak sedikit para pengembang yang ada di negara china tersebut memberkan penawaran pre sale kepada para pembelinya sendiri. Dimana nantinya para pembeli hanya diharuskan membayar pada unit proyek hunian yang belum dibangun saja. Di sisi lain, sebuah laporan turut menyatakan bahwa jumlah luas rumah yang belum selesai dibangun tersebut totalnya sebanyak 225 juta meter persegi.

Alasan Kenapa Terjadi Krisis Properti di Negara China

Beberaapa tahun lalu, bank china menegaskan tindakan keras kepada para peminjamnya. Dimana mereka membatasi jumlah pinjaman dalam hal properti hal ini tidak lain karena para pengembang semakin kesulitan untuk membayar hutang kredit tersebut tentunya. Pemerintah di negara china pun akhirnya mulai khawatir dengan risiko yang bisa saja muncul akibat para pengembang yang sarat hutang tersebut.

Padahal seiring berkembangnya bisnis pengembang properti maka harga jual hunian sendiri juga ikut melonjak. Maka dari itu akhirnya terjadi default gelombang wanprestasi bagi kalangan pengembang terbesar yang ada di negara china tersebut. Salah satu perusaahaan yang ikut terseret yaitu evergrande yang kini dililit hutang sebanyak 300 miliar dollar amerika serikat atau setara dengan Rp 4.5 kuadriliun.

Tidak hanya akibat pembatasan regulasi saja yang menjadikan krisis properti di negara china. Melainkan, dampak pandemi virus covid 19 juga membuat banyak calon pembeli hunian kembali berpikir ulang untuk melakukan kredit rumah atau tidak.

Bagaimana Dampak Krisis Properti di Negara China Terhadap Pasar Global ?

Perlu kamu ketahui bahwa negara china mempunyai perekonomian yang paling besar di dunia. Dimana negara tersebut menduduki peringkat kedua dengan hubungan perdagangan dan keuangan global yang mendalam. Maka dari itu dapat dikatakan juga bahwa krisis properti yang ada di negara china tersebut bisa menjangkiti sistem keuangannya sendiri nantinya.

Bahkan sbeberapa analisis turut menyebutkan bahwa akan terjadi guncangan arus perekonomian ynag terasa lebih dahsyat dan bisa berdampak sampai luar negeri. Fitch ratings mengungkapkan bahwa default tersebut meningkat maka nantinya akan terjadi implikasi sosial dan juga ekonomi yang semakin luas dan juga serius pastinya.

Bahkan, fitch ratings juga menyamakan pendapatnya dengan peringatan dari pihak federal reserve amerika serikat pada bulan mei lalu. Dimana dirinya menyatakan bahwa meskipun negara china dapat menahan dampaknya sndiri namun nantinya krisis properti tersebut bisa semakin memburuk hingga berisiko pada sistem keuangannya.

Bagaimana Langkah Mengatasi Krisis Properti di Negara China ?

Beberapa analisis mengungkapakan bhwa penggalangan dana talangan nantinya tidak bisa digunakan untuk menyelamatkan krisis properti di negara tersebut. Apalagi jika hipotek perumahan tersebut telah meningkat tentunya bailout alias dana talangan itu tadi tidak akan mungkin dikucurkan karena pemerintah di negara china mengakui akan skala krisis properti yang dialaaminya tersebut.

Saat ini bank di negara china telah ditekankan untuk membantu meringankan krisis properti tersebut. Dimana mereka akan ikut memastikan bahwa proyek perumahan tersebut akan selesai. Selain itu unit perumahan tersebut nantinya akan diserahakan kepada para pembelinya.

Di sisi lain, balout juga tetap dibuat untuk bekerja sama dengan para pengembang. Dengan catatan didukung oleh negara untuk membantu proyek pembangunan rumah yang terhambat tersebut. Harapannya, pemerintah daerah, pengembang, dan juga pemilik rumah bisa meringankan biaya bunga hingga penangguhan hipotek. Dimana hal tersebut bisa dilakuan dalam jangka waktu tertentu maupun kasus per kasus. Sehingga naantinya krisis properti yang ada di negara China bisa dicegah supaya dampaknya tidak meluas ke sluruh dunia.